Datuk Siapa Mereka Itu?
Posted: Senin, 09 Mei 2011 by Dany "Vyr03z" Firdaus in Label: IslamiHabib Alawi bercerita dalam majelisnya bahwa di Tarim ada seorang pedagang menghadiri majelis yang banyak di hadiri Sadah Ba'alawi (Ahlul Bayt Rosul Saw).
"Habib fulan dilahirkan di Tarim, hafal Qur'an, dan hafal ini dan itu, mengerjakan shalat sekian rakaat, zikirnya sekian, wiridnya sekian, qiyamul lailnya begini, puasanya sekian. Kemudian Habib fulan, Habib fulan dilahirkan di Tarim, hafal Qur'an, hafal ini dan itu, mengerjakan shalat sekian rakaat, zikirnya sekian, wiridnya sekian, qiyamul lailnya begini, puasanya sekian". Demikian seterusya buku itu menceritakan orang orang yang alim dan shaleh dengan amalan yang sangat banyak.
Mendengar ini seorang pedagang bertanya, "Wahai Para Sadah siapa sesungguhnya mereka itu? Sungguh luar biasa amal mereka"
"Mereka adalah datuk datuk kami, "Jawab Para Sadah dengan bangga.
"Segala puji syukur bagi Allah yang tidak menjadikan mereka sebagai Datuk Datuk ku. Aku selalu meneladani datuk-datuk ku. Apa yang mereka amalkan, aku juga mengamalkan nya. Lalu siapa diantara kalian yang meneladani datuk datuk kalian. Ku lihat kalian hanya memperbaiki imamah dan pakaian kalian. Kalian tidak menempuh jalan mereka. Dimana maqam kalian dibandingkan dengan maqam mereka. Andai kata meraka adalah datuk datuk ku, aku akan merasa sangat malu bertemu manusia."
Sesengguhnya pedagang itu berbicara tulus untuk memberikan nasihat. Ia tidak seperti penghunu zaman ini, berbicara untuk menghina dan mencela.
Ucapan pedagang itu rupanya menyentuh hati Para Sadah.
"Sekarang manusia tidak mempercayai kita lagi, sampai sampai makelar tidak yakin kepada kita," keluh Para Sadah.
Mereka lalu mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh 30 orang Sadah. Dalam pertemuan itu, mereka berjanji untuk berusaha sekuat tenaga meneladani jalan hidup Para Salaf mereka.
Karena bersungguh sungguh, mereka pun akhirnya mencapai apa yang telah dicapai oleh Salaf mereka.
Dalam hal inilah hendaklah kita berlomba lomba, bukan dalam kesenangan yang fana, dan berbagai manacam kelalaian lainnya.
Allah Berfirman dalam Surah Ali Imran, 3 : 33, :
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan mu dan kepada surga yang besarnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."