Noetic Sciences : Gerbang Baru Ilmu Pengetahuan?

Posted: Kamis, 13 Mei 2010 by Dany "Vyr03z" Firdaus in Label:
0

Diambil dari sumbernya.
Netsains.Com – Bagi penggemar Dan Brown, pasti sudah memahami sekilas tentang Noetic Sciences terutama setelah membaca novel terbarunya the Lost Symbol. Lalu apakah sebenarnya Noetic Sciences, yang di dalam novel tersebut dikatakan sebagai ilmu yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terbesar manusia seperti: Adakah kehidupan setelah kematian? Adakah jiwa? Adakah yang mendengarkan doa-doa kita?
Kata “noetic” berasal dari kata Yunani “nous” yang dapat diartikan (meskipun tidak secara akurat) sebagai “kesadaran dalam” (inner knowing) ataupun “kesadaran intuitif” (intuitive consciousness) yang merupakan akses langsung terhadap pengetahuan yang melampaui indera normal dan logika pikir kita.
Noetic sciences menggunakan metode scientifik untuk menjelajahi “inner cosmos” atau kosmos di dalam pikiran manusia (kesadaran, jiwa dan spirit) dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan “outer kosmos” yaitu dunia fisik diluar pikiran. Dengan kata lain, ilmu ini mempelajari bagaimana seseorang menjadi sadar akan pengalaman atau kemampuan (intuisi, komunikasi dengan arwah, energy healing, dll) yang nampaknya secara rasional tidak dapat dijelaskan.
Dengan demikian, noetic sciences bila dikembangkan akan mampu menjembatani ilmu-ilmu kuno yang cenderung dikatakan sebagai shamanisme, mistis dan sihir dengan ilmu modern yang berbasis pada variabel-variabel yang terukur secara kuantitatif. Noetic science juga berangkat dari kenyataan bahwa sebenarnya manusia belum memanfaatkan seluruh potensinya yang ada. Berdasarkan hal itulah kemudian Edgar Mitchell (mantan astronot AS)dan Paul N. Temple (industrialis) mendirikan The Institute of Noetic Sciences (IONS) tahun 1973 untuk mendorong dan melakukan penelitian tentang potensi sesungguhnya manusia. Program-program dalam institut ini termasuk antara lain “extended human capacities”, “integral health and healing” dan “emerging worldviews”. Dengan demikian, topik penelitian di institut ini pun tergolong unik seperti: meditasi, kesadaran, praktik penyembuhan alternatif, spiritualitas, potensi manusia, kemampuan cenayang dan mati suri.
Lebih jauh lagi sebenarnya gagasan dasar noetic sciences tidak jauh berbeda dengan beberapa kepercayaan dan tradisi kuno yang menyatakan bahwa kita semua di alam semesta adalah satu (medan energi), pikiran manusia merupakan energi dan memiliki massa, massa memiliki gravitasi sehingga mampu mempengaruhi dunia fisik disekitar kita. Pemikiran ini tampaknya tidak jauh berbeda dari film dokumenter “the Secret” yang sempat populer beberapa tahun lalu karena secara mengejutkan memaparkan tentang kekuatan pikiran manusia.
Ref:
http://www.noetic.org/research.cfm
http://en.wikipedia.org/wiki/Institute_of_Noetic_Sciences
Bacaan:
The Lost Symbol by Dan Brown
The Secret by Rhonda Byrne
foto:technoflame.com

Tidur Siang Menyegarkan Otak

Posted: by Dany "Vyr03z" Firdaus in Label:
0

Terkadang orang merasa kantuk dan menjadi lebih lamban bekerja setelah makan siang. Mungkin Anda membutuhkan sedikit tidur siang. Sebuah studi terbaru menunjukkan tidur siang kemungkinan bisa membuat seseorang menjadi lebih pintar dan menyegarkan otak.

Semakin lama seseorang sudah terjaga, maka akan semakin sulit bagi otak untuk bisa menyimpan informasi yang baru seperti nama, percakapan atau catatan lainnya. Peneliti menemukan dengan tidur siang bisa menyegarkan ingatan jangka pendek dan memberikan ruang untuk memasukkan informasi baru.

Dalam studi ini peneliti menganalisis 39 mahasiswa untuk menghapal serangkaian nama dan wajah baru pada siang hari dan mencocokkannya beberapa menit kemudian. Didapatkan kelompok mahasiswa yang mendapat tidur siang menghasilkan ingatan yang lebih baik dan meningkatkan skor tes memorinya.

"Hal ini disebabkan bagian dari otak yang menyimpan informasi jangka pandek dan memori akan bekerja lebih baik seperti kotak masuk email. Karena saat tidur Anda akan membersihkan bagian otak dan merefresh kapasitas otak untuk menerima informasi baru," ujar Matthew P. Walker, Kepala Sleep and Neuroimaging Laboratory di University of California, Berkeley, seperti dikutip dari Health, Senin (22/2/2010).

Walker juga mempelajari efek berbahaya dari kurang tidur terhadap kemampuan belajar, yaitu kemampuan untuk menyerap informasi baru akan menurun. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Association of the Advancement of Science's di San Diego.

Lain halnya dengan pendapat Dr Neil Kline, seorang sleep physician yang menuturkan seseorang tidak akan merasa mengantuk di siang hari jika mendapatkan tidur yang cukup di malam harinya.

"Idealnya orang dewasa tidak memerlukan tidur siang, tapi cobalah untuk memiliki jadwal tidur yang teratur agar bisa tetap terjaga di siang hari," ungkapnya.

"Orang yang tidur 8 jam di malam harinya tidak akan perlu tidur siang. Tapi jika Anda merasa kantuk pada siang hari, cobalah untuk memejamkan mata beberapa saat tapi jangan terlalu lama karena hal ini dapat mengganggu tidur malam Anda nantinya,” ujar Walker.

Hasil penelitian ini memberikan informasi baru mengani bagaimana caranya menyegarkan kembali ruang penyimpanan di otak sehingga bisa memuat informasi baru. Hal ini berdasarkan hasil monitor gelombang otak siswa yang menunjukkan kinerja otak lebih baik pada orang yang memiliki waktu tidur cukup.

Jika tidak ingin presentasi siang Anda berantakan karena konsentrasi yang kurang atau kinerja menurun, cobalah untuk memenuhi kebutuhan tidur malamnya dengan baik atau meluangkan sedikit waktu untuk tidur siang agar otak menjadi lebih segar.


sumber: http://dede-health.blogspot.com

Misteri Permasalahan Kiamat 2012

Posted: by Dany "Vyr03z" Firdaus in Label:
0

kiamat, siapa yang tahu kiamat? Rosul yang ditanya malaikat jibril "Kapan kiamat" jawab beliau pun "yang ditanya tak lebih tahu daripada yang bertanya" artinya sama-sama "belum tahu"
apa karena kapal nabi nuh ditemukan? hingga berita kiamat itu datang lagi? kapal nabi nuh sudah ditemukan sejak jaman Rosul sendiri, di surat huud ayat 44 pun diterangkan kalo kapal nabi nuh berlabuh di gunung judiy. tapi kok aku cari di internet, malah di gunung ararat? yang bodoh siapa? ato karena ada badai matahari? bodoh begitu pikir pribadiku, meski gak kalian ramalkan, kiamat pun pasti datang, karena itu semua bisa menjadi khawatir?otakku kembali menertawakan...bukan karena aku paling tahu, bukan, tapi hanya saja secara tak langsung aku mengelus dadaku, Ya Alloh berilah kekuatan iman pada hamba-hambamu, termasuk diriku yang lemah ini yang terkadang khawatir akan kiamat itu tiba lebih cepat, karena aku belum bisa penuhi hak-hakku pada orang tuaku, belum menunaikan semua kewajibanku, dan bahkan berlumur dosa pekat nan hitam. mari mengecam diri kita sendiri, hanya karena berita kiamat 2012,aku goncang? tanda kiamat masih banyak, belum matahari terbit dari barat, entah karena "badai itu" atau binatang dhobb?atau juga dajjal?ya'juj ma'juj mungkin?nabi isa turun kebumi? masih banyak hal yang belum aku ketahui, tapi apalah pemikiran,semua gak harus dimasukkan akal, apalagi agama yang harus diterima dengan iman -baca: yakin dan percaya- apa kepercayaan tergantung akal? aneh kalau iman digantungkan pada akal. kenapa juga punya hati letak percaya itu jika hanya mengandalkan akal?

huh apalah itu kawan, aku orang yang bodoh, yang belum bisa mengamalkan penuh "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin" bagaimana aku bisa mengecam mereka yang mengatakan kiamat 2012 sedang yang mengatakan kali pertama itu orang kafir yang kalau mati masih kafir akan menetap di neraka?siapa yang lebih aku percaya?apakah mereka?ataukah Rosul...bodoh kan?jika aku mempercayai kebodohan mereka dan menerima dengan akal pemikiran mereka..
wallohu a'lam bisshowab

Said Aqil Libatkan Kaum Muda dalam Kepengurusan

Posted: by Dany "Vyr03z" Firdaus in Label:
0

Makassar, Muktamar
Ketua terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH DR Said Aqil Siraj berjanji akan memasukan kaum muda dalam jajaran kepengurusan PBNU periode 2010-2015. Kaum muda, katanya, akan menjadikan NU dinamis.

“Saya akan melibatkan yang muda-muda. Insya Allah, harus ada darah segar dari generasi muda NU,” terang KH DR Said Aqil Siraj dalam jumpa pers usai dinyatakan sebagai terpilih pada Muktamar ke-32 NU di Makassar,” Sabtu (27/3) lalu.

Ia juga akan memasukan para kandidat lain ke dalam kepengurusannya, untuk mewujudkan kepemimpinan kolektif. Termasuk Slamet Effendi Yusuf.

“Mas Slamet adalah senior saya, beliau pasti masuk kepengurusan. Entah sebagai wakil ketua atau atau pada posisi apa, nanti kita bicarakan, Insya Allah, kan ada tim formatur,” ujarnya ketika didesak wartawan.

Sementara itu banyaknya kritik yang menyatakan kalau Rais Am PBNU KH Sahal Mahfud pada periode sebelumnya tidak terlalu aktif, Said Aqil menanggapinya biasa. Ia menegaskan, Rais Am tidak harus ke kantror sekretariat NU setiap hari.

“Rais Am tidak harus setiap hari di kantor, tapi mengawal kebijakan muktamar atau mengawasi dan mengarahkan tanfidziyah. Kalau Tanfidziyah menyimpang dari garis amanat Muktamar, maka Rais Am yang menjewernya,” tandasnya. (was)

Persoalan tentang Bidadari di Surga

Posted: Selasa, 11 Mei 2010 by Dany "Vyr03z" Firdaus in Label:
0

Dalam diskusi di forum ini, kita berkali-kali dihadapkan kepada postingan netters Kristen tentang bidadari di surga, misalnya :

Ang Tek Kun : Ahhhh Rev, yang pagan itu ya Islam dong. Mana ada isi surga itu penuh bidadari yang bisa dikawinin manusia, atau juga meniduri 100 perawan dalam semalam???
Mr.X : Bisa nggak sih disebut agama kalo tujuan akhirnya: Nge-SEX dengan sekian banyak bidadari seks di Surga??? 6. Mengajaarkan akan adanya suatu Surga Full Sex demi memuaskan birahi para ahli Surga.
Referee : hmm.. enak juga ya di sorga islam bisa kuda2an dan kudanya bidadari yang selalu siap berpesta pora.

Saya pikir ketiga postingan dari netters Kristen ini, dengan bahasa dan tata-krama yang ‘khas’ sudah cukup mewakili bagaimana pandangan mereka terhadap keterangan adanya bidadari di surga sesuai yang diajarkan oleh Islam.

Sumber ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadist banyak memuat penjelasan tentang kondisi di surga terkait dengan keberadaan bidadari ini. Beberapa hadist (sekurang-kurangnya melalui terjemahan Bahasa Inggeris atau Indonesia) memberikan gambaran tentang adanya hubungan seksual di surga, disamping adanya penjelasan Rasulullah tentang surga yang ‘tidak pernah terlihat oleh mata dan terpikirkan oleh pikiran’ – karena itu sulit untuk mengasosiasikannya dengan hasrat dan naluri seksual manusia – maka penjelasan hadist terasa terlalu simpang-siur. Untuk itu saya mencoba menjelaskan persoalan ini menitik-beratkan dengan ‘mengutak-utik’ Al-Qur’an.

Melalui terjemahan Al-Qur’an berbahasa Indonesia kita menemukan sekurang-kurangnya 8 kelompok ayat yang memuat kata tentang bidadari di surga. Dari 8 kelompok ayat tersebut hanya 3 ayat yang menyebut secara jelas tentang bidadari, yaitu kata ‘huurin ‘iin’ :

kadzaalika wazawwajnaahum bihuurin ‘iinin
[44:54] demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.

muttaki-iina ‘alaa sururin mashfuufatin wazawwajnaahum bihuurin ‘iinin
[52:20] mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.

Wahuurun ‘iinun, ka-amtsaali allu/lui almaknuuni
[56:22] Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, [56:23] laksana mutiara yang tersimpan baik.

kata bidadari melalui kata ganti termuat dalam 5 kelompok ayat Al-Qur’an :

1. wa’indahum qaasiraatu alththharfi ‘iinun, ka-annahunna baydhun maknuunun

[37:48] Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, [37:49] seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.

wa’indahum = dan disisi mereka
qaasiraatu = tidak liar pandangan
atthafri = ujung/mata
‘inun = mata

2. wa’indahum qaasiraatu alththharfi atraabun

[38:52] Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.

wa’indahum = dan disisi mereka
qaasiraatu = tidak liar pandangan
atthafri = ujung/mata
atraabun = sebaya

3. fiihinna qaasiraatu alththharfi lam yathmitshunna insun qablahum walaa jaannun, ka-annahunna alyaaquutu waalmarjaanu

[55:56] Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. [55:58] Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.

fiihinna = didalamnya mereka
qaasiratu = pendek/menundukkan
athafri = ujung/mata
lam yathmitshunna = tidak/belum menyentuh mereka
insun = manusia

4. fiihinna khayraatun hisaanun, huurun maqshuuraatun fii alkhiyaami

[55:70] Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. [55:72] (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.

fiihinna = didalamnya mereka
khayraatun = baik-baik
hisaanun = bagus-bagus/cantik-cantik
huurun = yang putih/jelita
maqsuuraatun = tersimpan/terpingit
filkhiyaami = dalam mahligai/rumah

5. innaa ansya/naahunna insyaan, faja’alnaahunna abkaaraan, ‘uruban atraabaan

[56:35] Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung [56:36] dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. [56:37] penuh cinta lagi sebaya umurnya.

inna = sesungguhnya Kami
ansya’naahunna = Kami jadikan mereka
insyaa’an = dengan kejadian
faja’alnaahunna = maka kami jadikan mereka
abkaaran = gadis-gadis perawan

Dari kelima kelompok ayat tersebut hanya yang nomer 5 yang secara jelas menyebut objek yang dimaksud adalah berjenis kelamin wanita, sedangkan keempat ayat lainnya tidak secara jelas mengindikasikan apakah yang dimaksud adalah wanita atau bukan. Dalam terjemahan bahasa Indonesia kelompok ayat nomer 5 dibuat penjelasan dalam tanda kurung ‘bidadari’. Tafsir Jalalain juga memberikan penjelasan bahwa makhluk yang diciptakan tersebut adalah bidadari sekalipun Al-Qur’an tidak menyebut objeknya, dan kata ‘insyaa’an’ diartikan dengan kata ‘langsung’ yaitu yang diciptakan tanpa melalui proses kelahiran terlebih dahulu, sedangkan Tafsir Al-Mishbah tidak mengartikannya sebagai ‘bidadari’ dan tetap memakai kata ganti ‘mereka’, sedangkan kata ‘insyaa’an’ ditafsirkan dengan kata ‘sempurna’, sehingga bunyinya :”Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan penciptaan sempurna..”, suatu penafsiran yang belum tentu berarti ‘diciptakan tanpa melalui proses kelahiran’.

Selanjutnya Ustadz Quraish Shihab menjelaskan kalimat ‘lagi sebaya umurnya’ dengan menyampaikan hadist diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa seorang wanita tua datang kepada Nabi Muhammad SAW memohon dido’akan agar masuk surga. Nabi menjawabnya dengan bersabda (dengan tujuan bergurau sambil mengajar) :”Beritahu wanita itu, bahwa dia tidak akan memasukinya dalam keadaan tua. Sesungguhnya Allah berfirman (lalu beliau membacakan ayat-ayat diatas) . Hadist ini diriwayatkan juga oleh al-Baihaqi dan ath-Thabarani, namun oleh Ibnu Hajar dinilai merupakan hadist lemah. Kalau kita merujuk kepada penjelasan ini maka ‘diduga keras’ wanita yang dimaksud QS[56:35-37] adalah manusia biasa yang mendapat anugerah surga dan bukan bidadari seperti yang dimaksud dengan kata ‘huurin ‘iin’ dalam QS[44:54], QS[52:20], QS[56:22].

Dalam keempat kelompok ayat yang lain, Al-Qur’an menyampaikan adanya ‘sesuatu’ di surga yang mempunyai ciri-ciri : punya pandangan yang tidak liar, jelita matanya ibarat telur burung unta, berumur sebaya, sopan dan selalu menundukkan pandangan, belum pernah disentuh manusia, seperti permata yakut dan marjan, yang cantik (atau bagus) , putih dan tersimpan dalam mahligai. Kita tentunya boleh saja mengartikan ciri-ciri ini secara fisik dan harfiah dan itu mempunyai ‘peluang besar’ menuju kepada sosok wanita. Namun tidak salah juga kalau beberapa ahli tafsir mengartikan ciri-ciri tersebut secara majaazi, bahwa maksud ‘pandangan tidak liar’ adalah ‘sesuatu’ tersebut punya perhatian hanya terbatas kepada pasangannya, pandangan yang terbuka lebar penuh perhatian, murni, tulus dan setia kepada pasangan, intinya betul-betul merupakan ‘sesuatu’ yang cocok dihati. Keempat kelompok ayat tersebut tidak menjelaskan apa jenis kelamin ‘sesuatu’ itu. Dan ternyata ini juga sejalan dengan pengertian kata ‘huurin ‘iin’. Penjelasan ini juga tidak membatasi penafsiran bahwa yang dimaksud adalah ‘sesuatu’ yang diciptakan di surga atau merupakan manusia yang menjadi penghuni surga, baik laki-laki maupun perempuan.

Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa kata ‘hur’ adalah bentuk jamak dari kata ‘hauraa’ yang pertama menunjuk kepada jenis kelamin feminin dan yang kedua jenis maskulin. Ini berarti bahwa kata ‘hur’ adalah kata yang netral kelamin – bisa laki-laki dan bisa perempuan. Kata ‘hur’ sendiri menurut ar-Raghib al-Ashfahaani adalah tampak sedikit keputihan pada mata disela kehitamannya (dalam arti yang putih sangat putih dan yang hitam sangat hitam). Bisa juga ia berarti ‘bulat’, ada juga yang mengartikan ‘sipit’. Sedangkan kata ‘iin’ adalah jamak dari kata ‘aina’ dan ‘ain’ yang berarti’ bermata besar dan indah’. Penjelasan kata ‘huurin ‘iin’ berdasarkan arti katanya ternyata sejalan dengan bunyi ayat lain tentang ‘sesuatu’ yang akan menjadi pasangan manusia yang masuk surga nantinya.

Pertanyaan muncul dengan adanya ayat [52:20] ..dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. Kata ‘dikawinkan’ berasal dari kata ‘zawwajnaahum’ tidak dipahami dalam arti mengawinkan. Ini bukan saja karena di akherat ini tidak ada lagi ‘taklif’ dan kewajiban syariat berupa akad nikah dan lain-lainnya, tetapi juga karena ayat diatas menggunakan idiom ‘bi’ ketika menggunakan kata ‘zawwaja’. Biasanya kata mengawinkan diungkapkan tanpa menyertakan idiom ‘bi’ yakni ‘zawwaja fulanah’ atau dalam konteks ayat ini – jika yang dimaksud dengannya mengawinkan tentu redaksinya ‘zawwajnaahum Huur ‘in’ dan bukan ‘zawwajnaahum bihuurin ‘iinin. Kalau begitu maka arti kata ‘zawwajnaahum’ bisa kita artikan lebih luas dan tidak hanya terbatas pada hubungan perkawinan antara laki-laki dan wanita. Kata ini mungkin boleh diartikan dengan ‘dipasangkan’ yang punya arti luas.

Sekarang kita coba mencari penjelasan Al-Qur’an tentang adanya hubungan antar penghuni surga, misalnya disampaikan dalam ayat ini :

[2:25] ..Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Dalam tafsir Jalalain, Imam Jalaluddin al-Mahalli secara jelas mengartikan ‘azwaajun muthahharatun’ sebagai isteri-isteri yang disucikan, sedangkan dalam Tafsir Al-Mishbah, Ustadz Quarish Shihab mengartikannya dengan ‘pasangan-pasangan yang disucikan’, sekalipun dalam beberapa penjelasannya beliau menyinggung bahwa yang dimaksud pasangan itu adalah suami atau isteri. Kalimat ‘azwaajun muthahharatun’ terkait dengan surga ini juga diungkapkan dalam QS[3:15], QS[4:57]. Kata ’azwaajun’ juga dipakai dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang merujuk kepada ‘istri’ antara lain pada ayat QS[2:232], QS[9:24], QS[24:6]. QS[64:14], QS[66:5], dst. Sedangkan kata yang sama dan diartikan ‘pasangan’ dipakai pada ayat : QS[78:8], QS[6:143], QS[35:11], QS[36:36], QS[38:58], kata ‘pasangan’ pada ayat terakhir tidak selalu diartikan sebagai suami atau istri, misalnya QS [6:143] ..(yaitu) delapan binatang yang berpasangan (tsamaaniyata azwaajin).

Berdasarkan beberapa penjelasan ayat Al-Qur’an diatas, marilah kita mencoba untuk ‘sedikit berkhayal’ tentang surga. Ternyata Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa di surga, manusia yang jadi penghuninya mempunyai pasangan dan hal tersebut tidak selalu diartikan sebagai pasangan suami istri, dan yang dikatakan sebagai ‘bidadari’ itu ternyata tidak hanya terbatas pada pengertian pasangan wanita saja. Persoalan ini tidaklah aneh dalam sejarah penafsiran Al-Qur’an, karena sebagai firman Allah, kemampuan kita untuk menafsirkannya sangat terbatas. Ketika Allah menyampaikan hanya satu kata firman-Nya, kelihatan tidak cukup jutaan buku yang dibuat manusia untuk menjelaskan maknanya, Allah menyatakan :

[18:109] Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.

[31:27] Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Maka ketika manusia berusaha menjelaskan kalimat-kalimat Allah, apalagi yang terkait dengan sesuatu yang masih ghaib, tidak akan habis-habisnya manusia memberikan penafsirannya, hebatnya seluruh penafsiran tersebut seolah-olah ‘tenggelam’ dalam kalimat-kalimat Allah tersebut.

Disisi lain, Al-Qur’an juga bisa berfungsi sebagai cermin bagi manusia, memantulkan apa yang ada dalam diri kita ketika berhadapan dengannya. Pada mulanya Al-Qur’an diturunkan pada bangsa Arab dan para penafsir awal adalah kaum laki-laki dari bangsa tersebut, maka mereka yang memang terkenal punya karakter ‘manusia gurun yang perkasa’ terutama terkait dengan wanita, ayat tersebut ‘memantulkan’ karakter tersebut sehingga muncul penafsiran yang ‘berpihak’ kepada kaum lelaki yang menggambarkan wanita cantik, putih bersih, setia, tunduk, dan inilah penafsiran yang muncul bertahun-tahun sehingga membentuk ‘stereotip’ tentang surga yang dipenuhi bidadari. Tentu saja ini tidaklah salah karena seperti yang saya katakan sebelumnya, penafsiran ini seolah-olah ‘tenggelam’ didalamnya dan artinya tetap bisa diterima . Namun bagaimana kalau yang berhadapan dengan ayat tersebut adalah seorang wanita..?? kita juga ‘mempersilahkan’ wanita tersebut ‘berkhayal’ bahwa di surga nanti dia akan menemui pasangan, bisa seorang suami, bisa juga suaminya yang di dunia, bisa juga wanita lain sebagai sahabat ‘sejiwa’, pasangan yang tidak akan mengkhianati dan yang selalu mendampingi, tidak seperti pasangannya di dunia, bisa pacar, suami, sahabat yang dipastikan pernah berkhianat.

Di kantor saya mempunya rekan seorang yang terobsesi untuk menjadi vokalis group heavy metal, namun sayang cita-citanya kandas karena umurnya sudah menjelang ’50-an dan group musik yang dibentuknya ketika remaja hancur berantakan akibat ketidak-kompakan. Apakah yang akan dia khayalkan kalau nantinya dia bisa masuk surga..?? tentu saja di surga nanti dia ingin menjadi vokalis dan rocker terkenal, seperti Ian Gillan ataupun Ronny james Dio. Tahukan anda siapa yang akan menjadi ‘bidadari’nya..?? maka yang akan menjadi ‘huurin ‘iin’ adalah teman se group, bisa gitaris model Ritchie Blackmore atau Steve Morse atau drummer jagoan seperti Ian paice, dll. Temannya tersebut akan menjadi pasangan yang setia, group musiknya tidak bakalan bubar, anggota yang lain hanya punya perhatian dan pandangan terfokus padanya, itulah yang menjadi ‘bidadari’ miliknya di surga nanti.

Atau katakanlah anda terobsesi menjadi pemain bola seperti David Beckham, maka yang menjadi ‘huurin ‘iin’ anda adalah pemain lain seperti Garry Neville atau Wayne Rooney serta punya ‘huurin ‘iin’ pelatih sehebat Sir Alex Ferguson. ‘Huurin ‘iin’ anda tersebut merupakan anggota se team anda yang selalu tahu dan mengerti apa maunya anda, mampu memberikan ‘umpan-umpan matang’ agar anda bisa beraksi. Namun boleh-boleh saja kalau anda adalah seorang yang punya naluri model Kaisar Caligula, kaisar Romawi yang ‘gadang salero’, yang gemar mengoleksi perempuan sehingga singgasananya selalu dikelilingi puluhan wanita cantik dan seksi, maka ‘huurin ‘iin’ anda di surga ‘tidak akan jauh-jauh’ dari hal tersebut.

Kalaupun kita bertanya :”Lalu apa maksudnya Allah sengaja menyampaikan ‘sesuatu’ di surga yang akan menjadi pasangan manusia penghuninya..??, apa pentingnya hal tersebut..??”. Kita mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial karena tidak bakalan bisa hidup sendiri. Kelihatannya di surga nanti nalurinya sebagai makhluk sosial tidak akan berubah. Maka ketika manusia bersosialisasi di surga nanti dia akan berhadapan dan berinteraksi dengan makhluk-makhluk lain. Dengan menyampaikan adanya ‘huurin ‘iin’ ini, maka Allah – yang sangat mengerti tentang manusia – tidak hanya menyiapkan, makanan dan minuman dan tempat tinggal yang indah, tapi juga menyiapkan ‘masyarakat’ tempat para penghuninya bersosialisasi dan berinteraksi.

Ternyata ‘bidadari’ di surga tidak harus perempuan, dan hubungan kita dengannya tidak harus berupa hubungan seksual. Apa yang kita tafsirkan dari penjelasan Al-Qur’an tentang itu merupakan ‘pantulan’ dari obsesi kita sendiri, Allah menyampaikan :

[43:71] Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”.
Oleh : Archa (Aktifis forum-swaramuslim.net)
Sumber :forum-swaramuslim.net

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...